Saturday, October 20, 2012

Cara Membuat Video Klip

VIDEO KLIP adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa
efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik,
instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan
produk (lagu) agar masayarakan dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD, DVD.
Memberikan imbas bagi seluruh stasiun TV untuk mendapatkan pemasukan dari iklan yang
membeli tayangannya baik dalam bentuk program musik atau sebagai iklan itu sendiri, bahkan
juga memberikan kesempatan bagi seluruh insan muda yang kreatif baik sebagai sutradara atau
crew kreatif di dalamnya.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT VIDEO KLIP
1. SIMBOL
Tidak perlu adanya keselarasan antara gambar dan lirik, bahkan seringkali tidak
ada hubungan antar keduanya.
2. VERBAL
Gaya desain penggambaran akan disesuaikan dengan isi lirik (gambar dan lirik saling
menyatu).
UNSUR VIDEO KLIP
1. Bahasa Ritme (irama)
Pelajari birama dulu apakah slow beat, fast beat, middle beat dan coba rasakan
dengan ketukan-ketukan kaki untuk memperoleh tempo yang pas.
2. Bahasa Musikalisasi (instrument musik)
Pembuat Video Klip atau biasa disebut VIDEO CLIPPER haruslah mempunyai
sebuah wawasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan musik baik itu jenis
musik, alat musik, bahkan juga profil band.
3. Bahasa Nada
Perhatikan aransemen nada, diskusikan dengan piñata musiknya tentang aransemen
yang dibuat. Selanjutnya rasakan dengan hati nada-nada tersebut.
4. Bahasa Lirik
Seorang VIDEO CLIPPER dituntut mempunyai sebuah imajinasi visual terhadap
lirik dan lagu walaupun tidaklah harus secara verbal.
Jika ada lirik yang mengungkapkan kata ‘CINTA’ maka sebagai simbolisasi tidak
harus dengan bunga, warna pink, atau hati. Bisa saja berupa kertas (surat), sepatu
butut (cinta tanpa mengenal status social), air (cinta yang mengalir). Atau bahkan
bias dengan tarian kontemporer.
5. Bahasa Performance (penampilan)
Selami karakter pemusik, penyanyi, pemain band baik dari latar belakang
bermusiknya, hingga ke profil fisiknya (hidung, mata, style, fashion dan gerak tubuh).
TEKNIS SEDERHANA PEMBUATAN VIDEO KLIP
1. PENENTUAN LOKASI SYUTING
INDOOR
Indoor on place (café, rumah, gedung pekantoran)
Kebutuhan akan property sedikit lebih simple karena kebutuhan property seperti seperti meja,
kursi, lemari, lampu hias, buku, dan sebagainya sudah tersedia. Penambahan property cenderung
untuk melengkapi kebutuhan story board.
Indoor Studio
Harus mampu menata, membuat bahkan membangun set design sesuai denga kebutuhan story
board. Hal ini menjadikan kemampuan pengembangan estetika seni mendapat peranan besar,
karena tudgas seorang piñata artistic haruslah menciptakan bukan memanfaatkan set yang sudah
ada.
OUTDOOR
Cenderung memanfaatkan segala property dan nuansa alam yang sudah ada dan cenderung yang
lebih banyak diadopsi adalah natural keunikan alam atau lingkungannya (di pantai, pasar,
gunung, dsb)
2. STORY BOARD
Dalam memproduksi video klip hal pertama yang harus dituangkan dari konsep adalah STORY
BOARD, karena dari story board seorang sutradara video klip dapat mengungkapkan
imajinasinya melalui gambar-gambar konsep visual yang bercerita.
Dari story board lah seorang klipper akan lebih mudah berkonsentrasi dalam hal-hal yang
bersifat teknis visual, penataan cahaya, penataan artistic, camera angle, ataupun performance
sang artis.
3. PERALATAN SYUTING/ PRODUKSI
Peralatan yang dibutuhkan sangat ditentuntukan oleh klip seperti apa yang akan dibikin, hanya
saja pasti ada alat utama yang harus ada terutama :
CAMERA dengan kelengkapan seperti tripod, dolly, dolly track, crane.
LIGHTING dengan kelengkapan stang, filter, dsb
4. MEMPERKUAT CREW
Pastikan anda bersama crew dan tim yang kompak dengan dipimpin seorang sutradara dalam
pelaksanaan produksinya. Dalam penentuan crew tidak ada patokan berapa jumlahnya.
Semuanya sangat tergantung dari produksi itu sendiri seberapa banyak ia membutuhkan tenaga.
5. PENGAMBILAN GAMBARSetiap gambar yang diambil tentunya berdasarkan story board
yang telah dibuat. Shot-shot untuk video klip sebenarnya tidak ada aturan khusus secara teknis
tetapi dalam instruksi dan istilah-istilah yang dipakai tetap menggunakan aturan secara umum.
Misal : Close Up, Medium shot, Cut, Cue, Running, dsb. Hal ini tentunya adalah untuk
memudahkan dalam hal pelaksanaan teknis saat pra produksi, produksi dan editing.
6. EDITING
Pada era yang serba digital ini, editing mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses
akhir produksi sebuah video klip. Bahkan editing juga dapat mengatasi segala keterbatasan alat
pada saat produksi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan story board.
Namun dengan hebatnya teknologi editing yang ada, sebagai seorang video klipper tetap dituntut
harus mampu memperoleh produksi semaksimal mungkin tanpa tergantung dari editing.
Tentang Sinematografi/cinematograhy
Sinematografi
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa
latin kinema ‘gambar‘. Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan bidang ilmu yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung gabungkan gambar tersebut
hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide.
Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan”
sinematografi dari awal. Kemajuan teknologi akan terus berkembang, demikian juga dengan
teknologi sinematografi, sehingga kini dikenal dengan sinematografi digital. Kemajuan ini tentu
saja akan lebih memudahkan para sineas dalam berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas
sinematografi, baiknya kita fahami dulu makna dari sinematografi itu sendiri.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya
yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya
fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.
Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi
memanfaatkan rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan
teknik rangkaian gambar atau dalam senematografi disebut montase atau montage.
D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis dengan cahaya. Dia
harus familiar dengan komposisi dan semua aspek teknik pengendalian kamera dan biasanya
dipanggil untuk menyelesaikan permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P
sangat jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara untuk
mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap pengambilan gambar. “Itu
adalah salah satu alasan utama kita untuk berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain.
Karena jika bukan untuk bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat
dunia kata-kata penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua orang” demikian kata
Sinematografer Michael Benson.
Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang harus dia lakukan dan
D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan
dari script ke dalam layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah
bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada disini melalui suatu
alat yang disebut kamera. Sampai frame pertama digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide,
konsep, script dan harapan.
Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil gambar. Namun tentu saja
memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan
tentang kimia dan fisika, persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari
semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk menjadi bagian
dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan saran yang membangun dan kritis.
Sinematografer memerlukan waktu yang panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan
pengamat, waktu yang pendek untuk masuk ke dunia yang baru
Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan perasaan dalam gambar
dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya sutradara, anda dapat memutuskan untuk
memilih penampilan film anda sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan
biasanya dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik pencahayaan yang
sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas
D.O.P untuk memenuhi keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah
panduan yang menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan memberikan
apa yang dia inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan kesetiaan seorang sutradara.
Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi tentang angle kamera, warna,
pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera. Sutradara tahu apa yang dia inginkan.
Bagaimana dia mengerjakan ini biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer
menawarkan ide dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa banyak
atau sebatas mana kolaborasi yang dia inginkan adalah keputusannya
Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya adalah untuk
membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini akan menjadi proses yang terus-menerus,
ada banyak hubungan dengan sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi
teman dekat dalam kolaborasi kami. “
“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana mengatur orang.
Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa peran penting sebuah tim. Saya belajar cara
menangani lokasi, bekerja sebagai AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan
sebagai pemegang kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach sepanjang karirnya tentang
pembuatan film adalah mengenai kolaborasi. “Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat,
anda dapat menghasilkan kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak menjadi masalah dengan
sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda bekerja yang terbaik. Karena tugas alami
seorang kameramen adalah selalu berkata ‘tidak’. Tidak, anda menginginkan terlalu banyak
cahaya. Atau ‘tidak’ anda tidak dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu
menggambarkan ini untuk menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya
inginkan pada waktu yang sama, memberikan pegawai apapun yang mereka inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi contoh keseluruhan
unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja.
Ketepatan waktu, perilaku kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya bagian dari
D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk setiap kru. D.O.P bertangung
jawab untuk semua hal yang berkaitan dengan fotografi pencahayaan film , exposure, komposisi,
kebersihan, dll, yang semua itu adalah tanggung jawab mereka
“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film dengan sutradara.
Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan sutradara. Ada segitiga sutradara,
kamera (dan operator) , serta aktor” Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak,
jalur komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi segitiga tersebut
adalah hal terpenting dari film dan pencerita dapat berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang
yang tahu jika suatu pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi
dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada teknologi yang dapat
merubah supaya fokus”
Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang dilakukannya. Dia juga
bertanggung jawab untuk memindahkan tripod untuk setup selanjutnya: focus puller biasanya
bersama dengan kamera. Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak boleh dipindahkan saat
dia masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab terhadap gedung, atau mengatur
gedung, mengawasi gedung, setiap konstruksi yang diperlukan untuk mendukung jalur atau
pergerakan kereta supaya bisa berjalan. Tingkat dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci
sukses pengambilan gambar. Perawatan jalur dolly dan peralatannya adalah tugas grip. Mereka
akan sering membangun atau membuat beberapa hal kecil untuk memperbaiki kamera di hampir
setiap objek
Gaffer
Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan D.O.P. Beberapa
D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang dan yang tidak dia inginkan- ini tergantung
kepada bagaimana mereka ingin bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer
daripada anggota kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya
Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director Photography, dia
memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu memberitahukan kamu bahwa kamu dapat
belajar dari bayangan daripada dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah,
kelembutan, intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu
kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya selalu sesuai,
tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat dalam bayangan sama dengan seberapa terang
saya ingin dari cahaya. Untuk saya, sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses
kreatifnya adalah seberapa banyak cahaya yang dapat anda ambil“
Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah oleh satu
peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film,
untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa kotak,
salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film
setidaknya enam belas kali setiap detik.
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang tersisa
untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh
mekanisme yang sesuai, mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua
pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing memerlukan
pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten.
Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman
dengan pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari
cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai
sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat.
Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang ada adalah
yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan ke retina, mata
manusia akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode
yang singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup atau menghilang.
Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua gambar yang
berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses flashing gambar yang berkelanjutan ini
akan membuat otak menganggap tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya
lembut. Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam laju ini efek
kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau delapan belas gambar baru per detik
yang menyebabkan pergerakan dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek
kedip dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.
Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps) menjadi sesuatu yang
umum. Saat ini baik kamera dan proyektor masih dengan tuas tangan dan memiliki kecepatan 2
putaran per detik yang akan menghasilkan laju frame, yang sangat nyaman.

No comments:

Post a Comment